Acapkali melewati perempatan jalan dekat pabrik coklat “ Eskimo”, pabrik yang telah lama tutup usia. Aku merasakan sesuatu yang berbeda. Konon katanya, pabrik itu mengalami kerugian yang sangat besar, karena tidak kuat menanggulanginya direktur pabrik tersebut ditemukan bunuh diri di halaman belakang pabrik. Sungguh, suatu tragedi yang membuat orang ngeri. Termasuk juga aku, namun dari semua hal yang menyeramkan itu, aku mengambil sebuah kesimpulan bahwa keunikan dari pabrik tersebut bukanlah dari latar belakang mengapa pabrik tersebut disegel. Tapi, aku tertarik pada sebuah benda, yang tinggi menjulang bak barang pencakar langit. Rapuh, berkarat dan sedikit tak tampak bentuk asli dari benda tersebut bahkan sedikitpun tidak. Aku memanggilnya, tiang tua. Orang-orang mungkin tak memperhatikan tiang itu, tapi aku yakin bahwa tiang itu menyimpan sebuah misteri rahasia bak sebuah jembatan untuk masuk ke dunia fantasi.
Kusempatkan waktu, untuk mengunjungi tiang tersebut langsung di tempat, karena aku selalu memandangnya dari kejauhan dan di dalam mobil. Perlahan tapi pasti aku melangkah keluar dari rumah. Mencari-cari angkutan yang mungkin saja bisa membawaku kesana lebih cepat. Memang, keberadaan tiang tersebut tak terlalu jauh dari rumah. Namun, alangkah baiknya aku menaiki sepeda yang berada di gudang, karena semua kendaraan di pakai orang rumah
Jalan demi jalan kulalui untuk menuju tempat misteri. Aku dihadapkan pada sebuah tiang tua tak terawat. Aku bingung apa yang harus kulalukan pertama kali. Kucoba menguatkan tanganku untuk dapat mengenggam tiang tersebut. Dingin rasanya, kupikir tiang tua ini tak ada bedanya dengan tiang-tiang lainnya, tapi aku merasa ada yang aneh dari bentuk rupanya. Kucoba, berbagai cara agar tiang tua ini bisa bergerak atau semacamnya. Namun, usahaku hari ini terbilang sia-sia, karena tiang tersebut hanyalah sebuah tiang. Mungkin, imajinasiku tentang dunia di didalamnya hanyalah sebuah imajinasi tidak lebih.
Esoknya, aku mencoba untuk kembali ke tiang tua tersebut. Sebelum pergi kumendengar sayup-sayup suara bunda dari kejauhan.
“Key, mau kemana ! kesini sebentar, bunda bawakan coklat untukmu !” serunya
“Yah, nanti aja “
“Coklat ini merk keluaran terbaru lho, namanya “ The Queen”
“ The Queen” nama yang unik, kurasa baru kali ini aku mendengar namanya. Meski, penasaran dengan coklat yang dibawa bunda aku tetap melanjutkan tekadku untuk menuju tiang tua.
***
Kuperhatikan satu persatu seluk beluk bentuk tiang. Aku melihat ada sebuah besi kecil yang sengaja ditancapkan di dekat tiang tersebut. Akankah cara ini berhasil, aku bertanya-tanya dalam hati. Besi kecil itu kuambil dari tempat semula dan kuletakkan persis di sebuah lubang dekat tiang, kemudian kuputar-putar hingga besi tersebut hanya tampak tutupnya saja. Seusai melakukan itu, aku merasa bumi bergetar. Getaran itu serasa makin cepat dan makin cepat, tanpa kusadari tanah yang kupijak sekarang serasa tertelan bumi. Hey, apa yang terjadi sekarang seruku dalam hati. Aku masih belum mengetahui dalam keadaan apa aku sekarang.
Ketika tanah ini terus menurun ke bawah aku terheran-heran, karena tanah yang kupijak seperti lift yang turun menuju ruang bawah tanah. Itu memang faktanya, kali ini aku sedang menuju ruang bawah tanah yang hanya segelintir orang saja mengetahui keberadaannya, namun untuk saat ini ada tambahan orang yang mengetahuinya, siapa lagi kalau bukan aku. Aku menunggu nunggu apa yang akan pertama kali kulihat ketika telah sampai di dasarnya. Ingin rasanya di dasar sana seperti tempat dimana para anak bisa bermain sesuka hati, makan dengan hidangan yang super lezat dan masih banyak lagi dalam pikiranku tentang hal-hal yang menyenangkan. Kututup kedua mataku, sebelum sampai di dasar dan kuucap 1…2…3…. Perlahan, aku mulai membuka kedua mataku, dengan perasaan yang sulit kugambarkan ada senang, was-was, kecewa apabila yang dlihat bukan yang kuharap. Kedua mataku melihat situasi sekitar, wow ! ini menakjubkan, baru kali ini aku melihat hal seheboh dalam hidupku.
Aku teringat, perkataan bunda siang tadi. Bahwa, bunda membelikan aku coklat merk “ The Queen” yang baru pertama kali diluncurkan.
Ini sungguh hal yang sangat unik, karena sejatinya aku sekarang telah berada dalam pabrik yang mengelola coklat “ The Queen”. Bukankah, ini sebuah kebetulan atau sebuah keajaiban aku diperbolehkan untuk melihat situasi yang sangat berhubungan.
******************
Rabu, 02 November 2011
Gerbang Coklat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar